Thursday, 21 February 2013

Makalah IPBA atau Astronomi "Bulan dan Gerhana Bulan"



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”Bulan dan Gerhana Bulan
            Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan, sampai penulisan, penulis mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapakan terimakasih kepada Bapak Dedet Candra selaku dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa dan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang, dan penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 19  April 2012

                                                                                                   Penulis










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang…………………………………………………………….......
B.      Rumusan Masalah…………………………………………………………….
C.      Tujuan Penulisan……………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
A.    Asal Mula Bulan…………………………………………………....................
B.     Sifat-sifat Fisik Bulan.........................................................................................
C.    Gerakan Bulan...................................................................................................
D.    Peredaran Sideris dan Sinodis..........................................................................
E.     Fase Bulan ( Rupa-rupa Semu Bulan..............................................................
F.     Peredaran Semu Sehari-hari.............................................................................
G.    Aspek Bulan........................................................................................................
H.    Orbit dan Librasi Bulan....................................................................................
I.       Tarikh Bulan (Kalender Bulan).......................................................................
J.      Gerhana.............................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………
DAFTAR KEPUSTAKAAN………………………………………………………….




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sejarah bulan terangkum dalam sejarah seluruh tata surya, yang kita percayai ada beberapa tafsiran bebas, berumur lebih dari 4.500.000.000 tahun.
Bulan adalah benda langit yang selalu mengiringi bumi,selain berotasi bulan juga mengelilingi bumi dan bersama-sama dengan bumi mengeliling matahari. Bulan yang di katakan sebagai satelit pengiring bumi masih mempunyai kejadian-kejadian yang belum diketahui oleh manusia sehingga membuat para pengamat tertantang untuk lebih mempelajari bagian-bagian dari bulan.
Dari pengamatan-pengamatan tersebut dapat diketahui asal usul bulan,keadaan fisik bulan, aspek-aspek bulan, peredaran-peredaran yang terjadi pada bulan, orbit dan librasi bulan, tarikh bulan dan gerhana bulan.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan bulan tersebut, sehingga penulis membri judul makalah ini “bulan dan gerhana bulan”

B.     Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan  masalahnya adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana asal usul bulan ?
2.      Apa sajakah sifat-sifat fisik bulan ?
3.      Bagaimana gerakan bulan ?
4.      Bagaimana peredaran sideris dan sinodis ?
5.      Bagaimana terjadinya peredaran semu sehari-hari ?
6.      Bagaimanakah orbit dan librasi bulan ?
7.      Bagaimana menghitung tarikh bulan (kalender bulan) ?
8.      Bagaimanakah terjadinya gerhana bulan ?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui asal usul bulan.
2.      Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat bulan.
3.      Untuk mengetahui tentang gerakan bulan.
4.      Untuk mengetahui tentang peredaran sideris dan sinodis.
5.      Untuk mengetahui terjadinya peredaran semu sehari-hari.
6.      Untuk mengetahui apa saja aspek bulan.
7.      Untuk mengetahui  orbit dan librasi bulan.
8.      Untuk mengetahui cara menghitung tarikh bulan (kalender bulan )
9.      Untuk mengetahui terjadinya gerhana bulan.






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Asal Mula Bulan
Ada dua tori pokok mengenai asal mula bulan. Yang pertama memandang bahwa dahulu bulan merupakan bagian bumi dan terpisahkan dari bumi oleh kekuatan pasang air atau oleh daya tarik gravitasi dari sebuah bintang yang lewat. Bukan dicabut dari lubang dalam kerak bumi, yang sekarang diisi oleh Samudera Pasifik.
Teori kedua menekankan bahwa bumi dan bulan terbentuk pada waktu yang hampir bersamaan dari suatu timbunan materi dingin, yang pada waktu itu berkeliling di sekitar matahari. Proses serupa ditekankan pula bagi asal mula planet-planet lain dan satelit-satelitnya. Dalam teori pertama, diduga bahwa materi aslinya panas dan membentuk benda-benda yang sekarang menjadi dingin. Sebaliknya teori kedua menggambarkan pembentukan bumi, bulan, dan benda-benda tata surya lain dari materi dingin, beberapa diantaranya sekarang menjadi panas sebagai akibat tekanan internal dan radioaktivitas. Teori ketiga menyatakan bahwa bulan itu bekas planet yang terperangkap oleh bumi.
Menurut hipotesis yang kedua, bulan itu kira-kira sama tuanya dengan bumi, yaitu sekitar 4.500.000.000 tahun. Akan tetapi sudah barang tentu bagian permukaan bulan berbeda-beda menurut umurnya, tepat seperti halnya dengan bagian permukaan bumi.

B.     Sifai –sifat Fisik Bulan
1.      Permukaan Bulan
Pertama kali Galileo mengarahkan teleskopnya ke bulan pada tahun 1609, ia melihat permukaannya secara cukup terperinci. Ia mengenal bernagai gunung dan daerah gelap yang luas yang dinamainya “ maria”, karena ia menganggap bahwa mungkin daerah itu laut. ( maria adalah lata Latin untuk “laut” ). Kata “maria” masih digunakan meskipun sekarang kita mengetahui bahwa di bulan tidak terlihat adanya kumpulan air.

Seorang pengamat bulan di bumi dapat membedakan daerah-daerah yang terang dan yang gelap. Daerah yang terang pada umumnya merupakan tanah tinggi, sedangkan daerah yang gelap merupakan daerah rata serta rendah. Banyak bagian yang terlihat, bentuk bayangan-bayangan ke permukaan bulan.
Bagian permukaan yang terluas di bulan dan yang hanya dapat dilihat dengan mata telanjang adalah maria. Bagian ini lebih gelap daripada bagian permukaan selebihnya dan merupakan daerah-daerah datar yang ditabur dengan batuan, serta dipenuhi oleh kawah-kawah. Yang terbesar adalah Mare Imbrium, sekitar 1100 km melintang.
Sejumlah besar kawah yang sering disebut “dataran dinding”, sebab kawah-kawah ini mengelilingi permukaan dataran yang mungkin terang warnanya seperti bukit-bukit di bulan atau gelap seperti maria. Garis tengah kawah yang terbesar dapat mencapai lebih dari 300 km. Beberapa kawah sangat dalam, begitu dalamnya sehingga dasarnya selalu dalam bentuk bayangan. Namun ada pula kawah yang semata-mata merupakan lubang dengan sedikit peninggian pada pinggirnya yang mengelilingi bagian dangkal di tengah.
Anak sungai adalah lembah seperti sungai yang dangkal dan dapat terlihat oleh bayang-bayang yang dilontarkan ke dalamnya. Anak sungai itu mungkin merupakan celah pada permukaan, atau mungkin juga jurang curam yang terbentuk oleh arus abu dari gunung-gunung berapi. Gunung-gunung bulan membentuk deretan besar yang tak rata terutama terpusat di sekeliling maria. Tingginya dapat diukur oleh panjang bayang-bayang yang dilontarkannya. Yang tertinggi, gunung Leibnitz, mencapai 7.9 km.
2.      Jarak Bulan
Bulan ( = luna ) adalah benda langit yang letaknya terdekat dengan bumi, bahkan dia adalah satelit bumi (“pengiring bumi”). Dari hasil pengukuran yang dilakukan, ternyata jarak rata-ratanya dari bumi adalah 385.000 km atau 1/375 jarak rata-rata bumi-matahari, atau juga 60 x jari-jari bumi.
3.      Besarnya Bulan
Diameter bulan adalah 3.480 km, sekitar ¼ diameter bumi. Planet-planet lain dalam tata surya kita mempunyai satelit, beberapa diantaranya lebih besar dari milik kita. Akan tetapi, bulan kita adalah yang terbesar dalam hubungannya dengan besar planet induknya. Massa bulan yang di ukur dengan efek gravitasinya atas bumi, adalah 1/81 massa bumi. Volumenya 1/50 volume bumi. Oleh karena itu, bulan kurang padat daripada bumi.
4.      Kecerahan Bulan
Bulan tidak mempunyai cahaya sendiri, tetapi bulan bersinar karena cahaya pantulan. Persentase cahaya yang dipantulkan oleh bulan dikenal sebagai albedonya. Bulan memantulkan rata-rata hanya 7% cahaya matahari yang jatuh secara vertikal diatasnya. Karena di bulan banyak daerah cerah dan gelap, beberapa daerah memantulkan lebih banyak cahaya, beberapa daerah lainnya kurang. Seluruh cahaya yang kita lihat pada bulan, datang dari matahari, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai sinar bumi, setelah pemantulan dari bumi. Permukaan bumi merupakan reflektor yang jauh lebih baik daripada permukaan bulan.
5.      Suhu Bulan
Bila di bulan tengah hari, dengan matahari langsung di atas kepala, suhunya 100°C. Pada malam hari suhu bulan turun sampai sekitar -116°C. Perbedaan yabg ekstrem tersebut terjadi karena bulan tidak mempunyai atmosfer. Atmosfer bertindak sebagai selimut dan mencegah pendinginan dan pemanasan yang melampaui batas. Bukti langsung bahwa bulan tidak mempunyai atmosfer, diperoleh dengan memperhatikan okultasi, yaitu lintasan sebiah bintang di belakang bulan. Seandainya bulan mempunyai atmosfer, bintang yang lewat itu akan melenyap berangsur-angsur, tetapi bintang itu selalu menghilang secara tiba-tiba pula pada sisi lain bulan.
6.      Air Pasang
Ada dua pasang naik untuk setiap perjalanan bulan melintasi suatu meridian atau garis utara – selatan bumi, terutama di sebabkan oleh tarikan gravitasi bulan pada perairan samudera. Dalam perjalanan satu bulan terdapat dua pasang purnama, yakni bila jarak pasang adalah terbesar, dan dua pang penuh, yakni bila jarak pasang adalah terkecil. Pada pasang penuh tarikan matahari dan bulan membuat sudut 90°. Oleh karena itu, pasang purnama terjadi pada bulan purnama  dan buan baru.
Air pasang itu tidak terbatas pada samudera. Air pasang terjadi dalam setiap badan air, di atmosfer, dan juga di bumi sendiri. Air pasang bumi tidak sama besarnya dengan air pasang samudera, karena bumi pada dasarnya merupakan massa padat yang elastis, sedangkan samudera merupakan zat cair. Pada saat bulan menimbulkan pasang pada bumi, bumi menimbulkan pasang pada buan.

C.    Gerakan Bulan
Ada 3 macam gerkan yang dilakukan oleh bulan sekaligus, yaitu sebagai berikut :
1.      Bulan bergerak/beredar mengelilingi bumi. Lama peredaran ini sama dengan lamanya waktu berputar pada sumbunya (rotasi). Jangka waktu ini disebut satu bulan. Akibat bagian bulan yang nampak dari bumi hanyalah sebelah muka yang sama saja, sedang bagian bulan yang lain tidak pernah nampak.
2.      Sambil melakukan putaran dan peredaran tersebut (1 dan 2) bulan bersama-sama dengan bumi bergerak mengelilingi matahari. Jadi seolah-olah bulan dibawa oleh bumi untuk mengadakan revolusi.
3.      Bulan berotasi pada sumbunya secara lambat.

D.    Peredaran Sideris dan Sinodis
1.      Peredaran Sideris
Bulan beredar mengelilingi bumi (menempuh satu lingkaran penuh ) dalam waktu 271/3 hari atau tepatnya 27 hari 8 jam. Jika bulan pada suatu waktu berada di suatu titik yang searah dengan suatu bintang tetap tertentu di langit, maka setetlah 271/3 hari dia akan kembali, menempuh tersebut tadi. Jangka waktu ini disebut bulan sideris atau bulan bintang (sier = searah). Waktu peredaran ini disebut waktu peredaran sideris bulan.
2.      Peredaran Sinodis
Setelah selama 271/3 hari bulan betul-betul sudah sempurna mengelilingi bumi. Hanya pada waktu itu belum terjadi bulan baru. Hanya pada waktu itu belum terjadi bulan baru, karena bulan baru itu terjadi bila bulan terletak kembali searah dengan matahari (konjungsi / conjunctie) atau dengan kata lain perkataan : bumi – bulan dan matahari terletak pada satu garis lurus.
Maka agar terjadi bulan baru lagi ( bumi-bulan-matahari satu baris) bulan harus beredar ±21/3 hari lagi. Waktu antara 2 waktu berturut-turut “berkumpulnya” kembali dengan matahari ini dinamakan bulan synodis/bulan matahari (synode = pertama). Peredaran bulan dari bulan baru ke bulan baru berikutnya seperti itu juga disebut peredaran synodis. Yang biasa digunakan dalam hidup sehari-hari ialah bulan synodis, sebab fase-fase bulan (rupa-rupa semu bulan ) dam waktu datangnya bulan-bulan baru ditentukan oleh peredaran synodis.

E.     Fase Bulan (Rupa-rupa Semu Bulan )
Fase bulan disebabkan oleh perubahan posisi relatif bulan, matahari, dan bumi. Pada saat bulan nampak terang kepada kita di bumi itu hanya sebagian bulan yang disinari matahari. Bagian yang menghadap ke bumi tidak seluruhnya kena sinar matahari, melainkan kadang-kadang hanya sebagian saja, dan kadang-kadang tidak sama sekali.
Apabila bagian cembung bulan menghadap ke Barat, maka itu adalah bulan timbul, dan apabila menghadap ke timur bulan surut. Berjenis-jenis rupa (bentuk) bulan seperti yang kelihatan pada kita itu disebut rupa-rupa semu atau fase-fase dari bulan.

F.     Peredaran Semu Sehari-hari
Bulan terbit di langit bagian Timur, mencapai kulminasi atas di meridian langit, dan tenggelam di barat. Peredaran semu ini disebabkan oleh rotasi bumi pada sumbunya.
Hanya lamanya bulan menempuh lingkaran peredaran sehari-hari tidak sma dengan matahari. Misalnya pada suatu hari bulan merembang pukul 12.00 tengah malam, maka ternyata bahwa malam berikutnya saat merembangnya mundur hampir 50 menit ( kira-kira jam 00.50 tengah malam )
Setelah bahan baru, bulan berangsur-angsur bergerak di langit menjauh matahari dan mendekatinya lagi setelah bulan purnama. Waktu yang digunakan untuk mencapai kulminasi-kulminasi yang berturut-turut ialah : bagi matahari 24 jam, bagi bulan 24 jam 50 menit.
Untuk ini bumi membutuhkan waktu 24jam/29= 50 menit
Jadi yang menyebabkan waktu merembang bulan tiap hari mundur 50 menit adalah gerakan bulan sendiri dengan arah dari Barat ke Timur.

G.    Aspek Bulan
Fase bulan itu sejalan dengan aspek bulan, yaitu kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Aspeknya adalah sebagai berikut :
1.      Konjungsi
Konjungsi adalah kedudukan bulan searah dengan matahari. Pada saat itu bagian bulan yang menhadap ke bumi ialah bagian yang sedang malam (gelap ), sehingga kita tidak akan melihat bulan bercahaya, apalagi kedudukan bulan bersama-sama dengan matahari, sehingga langit terlalu terang bagi kita untuk dapat melihat benda langit yang tidak mempunyai cahaya sendiri itu. Dalam keadaan tertentu, pada aspek konjungsi ini akan terjadi gerhana matahari.
2.      Oposisi
Oposisi adalah kedudukan bulan berlawanan arah dengan matahari dilihat dari bumi. Ingat akan  oposisi planet superior. Pada saat itulah bulan tampak sebagai bulan purnama, bulan terbit bersamaan dengan matahari terbenam dan terbenam pada waktu matahari terbit. Dalam keadaan tertentu pada aspek oposisi dapat terjadi gerhana bulan.
3.      Kuarter
Kuarter yaitu pada saat bulan menempati kedudukan tegak lurus terhadap gairs penghubung bumi matahari. Pada aspek kuarter bulan memperlihatkan fase perbani waktu itu hanay setengah bulan yang terang. Terjadi dua kali kuarter bulan dalam sebalum, yang pertama ketika bulan bertambah besar, dinamakan kuarter pertama. Kuarter yang kedua ketika bulan bertambah kecil, enam hari setelah purnama, disebut kuarter akhir.
4.      Fase Sabit (Cresent) dan Benjol ( Gibbous)
Dalam satu sinodik, berlangsung pergantian fase bulan sebagai berikut :
Bulan baru-sabit-perbani awal -benjol-purnama -benjol -perbani akhir -sabit -bulan baru lagi.

H.    Orbit dan Librasi Bulan
1.      Orbit Bulan
Bulan tidak selalu terletak pada bidang yang sama. Baik bentuk maupun posisinya yang relatif terhadap matahari dan bumi terus-menerus berubah. Karena sebab inilah, bagian bulan yang terlihat dari bumi agak berbeda sehingga setelah suatu periode waktukita dapat melihat 59% permukaan bulan pada suatu tempat pengamatan di bumi. Perubahan–perubahan dalam orbit bulan terjadi dalam daur-daur. Karena hal inilah, permukaan bulan yang dapat dilihat mengalami gerak berguncang, atau librasi, yang menjadikan daerah-daerah kecil di dekat tepi cakram yang dapat diamati itu terlihat.
2.      Librasi Bulan
Bagian bulan yang dapat kita saksikan dari bumi ternyata lebih luas sedikit dari separo bagian dari bulan separuhnya. Sebab kutub-kutub bulan (“kutub” utara dan selatannya), begitu pula bagian-bagian tepi (kiri dan kanan) dapat berganti-ganti tampak pada kita. Kejadian ini disebabkan oleh suatu gejala yang disebut “gejangan” semu bulan terhadap bumi atau librasi bulan. Ada 3 librasi dikenal :
a.      Librasi Dalam Garis Lintang
Librasi dalam garis lintang ini disebabkan karena sumbu bulan yang letaknya miring (condong) terhadap bidang lintasannya dan tetap kedudukannya selama peredarannya mengelilingi bumi.
b.      Librasi Dalam Garis Membujur
Librasi dalam garis membujur ini terjadi karena kecepatan bergeraknya bulan memgelilingi bumi tidaklah tetap, kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat.padahal geraknya berputar pada sumbunya selalu tetap.
c.       Librasi Paralaks
Librasi ini terjadi kerana adanya beda lihat antara orang-orang/ pengamat-pengamat yang berada di tempat-tempat yag berlainan letaknya di bumi.
Akibat librasi yang tiga macam itu, maka sesungguhnya orang di bumi dapat melihat lebih dari separo dari bagian bulan. Menurut perhitungan (yang dibulatkan) data-data itu sebagai berikut:
3/7 bagian bulan tidak pernah tampak dari bumi.
3/7 bagian tetap menghadap (dan tampak ke bumi).
1/7 bagian dapat di lihat karena librasi.
Jadi permukaan bulan yang dapat dilihat dan dikenal dari bumi kira-kira ada 4/7

I.       Tarikh Bulan (Kalender Bulan)
Perubahan fase bulan secara periodik digunakan untuk melakukan perhitungan penanggalan atau kalender dikenal sebagai tarikh bulan (tarikh Kamariyah, Lunar Calender), contohnya tarikh Hijriyah.
Satu bulan pada tarikh bulan sama dengan satu bulan sinodik, lamanya 29,5 hari, tepatnya 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik. Satu tahun Kamariyah lamanya 12 x 29.5 hari = 354 hari. Banyak hari dalam sebulan selama setahun pada tarikh kamariyah berganti-ganti 29 hari dan 30 hari.

J.      Gerhana (Eclipse)
Kata “eclipse” (gerhana) berasal dari kata bahasa yunani ekleipsis, yang berarti “peninggalan” atau “pelalaian”. Gerhana disebabkan oleh bayangan bumi dan bulan yang besar sekali. Kedua benda langit ini gelap. Ole  karena itu, ketika kedua benda ini diterangi oleh matahari, masiomg-masimg mempunyai bayangan yang menjulur ke dalam ruang angkasa, jauh dari matahari.
Gerhana Bulan (Lunar Eclipse)
Agar suatu gerhana bulan terjadi, maka (1) bulan harus berada pada bulan penuh dan (2) bulan harus berada didekat salah satu simpul orbitnya. Panjang umbra bumi kira-kira 1.400.000 km dan jarak rata-rata bulan dari bumi kira-kira 385.000 km.
Jika jalur bulan kebetulan melintas melalui pusat bayangan, bulan dapat tetap gelap total selama kira-kira 1 jam. Bayangan dapat menutup daerah bulan selama kira-kira 2 jam. Gerhana bulan mulai ketika bulan memasuli penumbra  dan berakhir ketika bulan meninggalkan penumbra. Akan tetapi, terjadi sedikit penggelapan yang berarti sampai bulan memasuki umbra.
Jika jalur yang ditempuh bulan di dekat tepi bayangan, fase total gerhananya dapat berlangsung hanya beberapa menit. Jika jalur bulan sedemikian rupa sehingga hanya suatu bagian dari cakramnya, dan tidak keseluruhan cakram itu masuk ke dalam bayangan kerucut umbra, gerhana ini bersifat sebagian dan tidak total.


a.      Bidang Lintasan Bulan
“Lintasan bulan keliling bumi membentuk bidang yang tidak sebidang dengan ekliptika.ekliptika adalah bidang lintasan bumi mengelilingi matahari. Bulan mengelilingi bumi dengan lintasannya yang berbentuk ellips dan bumi terletak pada salah satu titik api ellip itu, sehingga pada bulan pun sudah ada bagian terjauh dan terdekat ke bulan. Bagian terjauh dinamakan apogea dan yang terdekat perigea.
b.      Gerhana Bulan Sebagian (Parsiil)
Gerhana ini hanya terjadi jika bulan dan matahari hanya sebagian tertutup, artinya bulan hanya melalui bayangan inti.
c.       Gerhana Bulan Penumbra
Pada waktu bulan berotasi dan bulan terletak pada simpul, umbra bumi akan mengenai bulan atau dengan kata lain bulan akan masuk ke dalam umbra bumi itu. Jika yang masuk ke dalam umbra itu hanya sebagian bulan purnama, dinamakan gerhana sebagian (partial). Sebelum bulan memasuki umbra, seluruh bulan berada di daerah penumbra, saat itu, seluruh bulan berada di daerah penumbra, saat itu terjadi gerhana penumbra.
d.      Gerhana Bulan Total
Gerhana sempurna (gerhana total), bilamana bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti bumi. Tiap-tiap bulan yang sempurna tentu didahului dan diakhiri oleh gerhana sebagian.jadi, jika pada suatu malam ketika bulan purnama terjadi gerhana total atau gerhana penuh, keadaan yng dapat diamati berturut-turut sebagai berikut :
Gerhana penumbra-gerhana sebagian-gerhana total -gerhana sebagian-gerhana penumbra-bulan purnama kembali.












BAB III

PENUTUP

A.    Simpulan
Bulan di tafsir bebas berumur 4.500.000.000 tahun dengan sifat-sifat fisik seperti permukaan bulan, jarak bulan, besarnya bulan, kecerahan bulan, suhu bulan, air pasang,
Di bulan terjadi 3 macam gerakan yang mana dilakukan sekaligus oleh bulan yaitu :
1.      Bulan bergerak/beredar mengelilingi bumi.
2.      Bulan bersama dengan bumi bergerak mengelilingi matahari.
3.      Bulan berotasi pada sumbunya secara lambat.
Selain itu bulan juga melakukan berbagai peredaran seperti peredaran sideris dan peredaran sinodis, serta peredaran semu sehari-hari. Bulan juga tidak selalu terletak pada bidang yang sama, baik bentuk dan posisinya yang relatif terhadap matahari dan bumi terus menerus.
Perbuahan fase bulan secara periodik juga digunakan untuk melakukan perhitungan penanggalan atau kalender yang dikenal sebagai tarikh bulan.seperti halnya matahari,bulan juga mengalami gerhana seperti gerhana bulan sebagian, gerhana bulan penumbra dan gerhana bulan total.











DAFTAR KEPUSTAKAAN
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Kosmografi. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan  (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)
Tjasyono, Bayong. 2006. Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya




















MAKALAH
ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

“BULAN DAN GERHANA BULAN”
logo

OLEH
KELOMPOK 9 :
1. GUSRI RANDA (1106520)
2. FITRAH HAYATI (1106518)
3. ASEP (1106515)
4. PEBRI HARISKANTIO (110616)


PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

Kumpulan Soal OSP Geografi

Semangat berprestasi menjadikan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang memiliki daya saing. Untuk menularkan semangat tersebut, kali ...

Postingan Populer