A. Jenis-Jenis Perairan Darat
1. Air tanah
a. Pengertian Air Tanah
1. Air tanah
a. Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah
air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau
bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan
kedap air.
b. Macam Air Tanah
1) Air tanah
berdasarkan keterdapatannya
a) Air Tanah
Dangkal (Phreatis Water)
Air freatis adalah air tanah yang terletak
di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah.
Air
freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya.Pada musim kemarau
jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis
akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
b) Air Tanah Dalam
(Artesian Water)
Air Artesis
adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap
air (lapisan akuifer).
(a)
Lapisan
Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang
mengandung air dan dapat dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau
grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu mengalirkan air
melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang digunakan adalah reservoir air
tanah, lapisan pembawa air. Todd
(1995) dicek kembali SUHARYADI, ASDAK menyatakan bahwa akuifer berasal
dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti
membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air.
Lapisan tersebut banyak menampung air.
Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air
yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis.Air artesis dapat dapat
diperoleh melalui pengeboran.Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.
(b) Macam akuifer
Menurut
Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam - macam akuifer
berdasarkan bahan penyusunnya / struktur batuannya sebagai berikut:
a) Akuifer
Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu
lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas
lapisan kedap air. Permukaan tanah pada akuifer ini disebut dengan water table
(preatik level), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama
dengan atmosfer.
b) Akuifer
Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu
aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik
yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari
pada tekanan atmosfer.
Berdasarkan permeabelitas tanah :
a)
Akuifer Semi
tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu
aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan
semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
b) Akuifer
Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu
aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian
atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya
masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan
peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.
a) Air tanah Vados
(Meteoric water)
Air
tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tak
jenuh yang tersimpan dibatuan sedimen.
b) Air tanah
Juvenil (Air Magma)
Air
tanah yang berasal dari air yang naik dari magma
c) Air Tanah Fosil
(Fossil water)
Air
tanah yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan sejak pengendapan
itu terjadi termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku
leleran (lelehan) sewaktu magma tersembur kepermukaan bumi
d) Air
Pelikular/Ari (Pellicular Water)
Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan
molekul-molekul tanah
c. Faktor yang
Berpengaruh Terhadap Air Tanah
1) Bahwa
daerah yang berlereng curam akan mempengaruhi muka air tanah setempat
2) Lereng
yang landai akan mempunyai kedudukan muka airtanah dangkal
3) Daerah
yang bergelombang menyebabkan muka airtanah akan menyesuaikan dengan
gelombangnya
4) Daerah
lembah dan cekungan merupakan daerah pengumpul air
1. Rawa
a. Pengertian
Rawa
adalah lahan di dataran rendah pada cekungan relative dangkal yang tergenang
air karena lapisan batuan di bawahnya merupakan batuan yang Impermiable.Hal ini
terjadi secara ilmiah dan terus-menerus atau musiman akibat drainase yang
terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan
biologis.Dengan sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau
tidak berhubungan dengan sungai.
b.
Jenis
- Jenis Rawa
1) Rawa
berdasarkan sifat airnya
a) Rawa
air tawar
b) Rawa
air payau
c) Rawa
air Asin
2) Rawa
berdasarkan keadaan airnya
a) Rawa
yang airnya selalu tergenang
Tidak
dapatdimanfaatkan sebagai lahan pertanian, karena tertutup tanah gambut yang
tebal, sulit terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya sangat asam
dengan warna air kemerah-merahan.
b) Rawa
yang airnya tidak selalu tergenang
Adalah rawa
yang menampung air tawar dilimpahkan air sungai pada saat air laut pasang dan
airnya relatif mengering pada saat air laut surut.
3) Rawa
berdasarkan keadaan airnya
a) Rawa
pantai
Rawa ini slalu dipengaruhi oleh pasang-surut air laut
b) Rawa
pinggiran
Terdapat disepanjang aliran sungai, terjadi akibat
sering meluapnya air sungai tersebut.
c) Rawa
abadi
Rawa yang
airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke laut. Air rawa ini asam dan berwarna kemerah-merahan.
c.
Lahan
Rawa
Lahan rawa adalah lahan
yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun,
selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air
dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut dengan berbagai istilah,
seperti “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, masing-masing
mempunyai arti yang berbeda.
Lahan rawa merupakan
lahan basah, atau “wetland”, yang menurut definisi Ramsar Convention mencakup
wilayah “marsh”, “fen”, lahan gambut (peatland), atau
air, baik terbentuk secara alami atau buatan, dengan air yang tidak bergerak (static)
atau mengalir, baik air tawar, payau, maupun air asin, termasuk juga
wilayah laut yang kedalaman airnya, pada keadaan surut terendah tidak melebihi
enam meter (Wibowo dan Suyatno, 1997).
Lahan rawa merupakan
lahan yang menempati posisi peralihan di antara daratan dan laut, atau di
daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan
sungai/danau.Karena menempati posisi peralihan antara system perairan dan
daratan, maka lahan ini sepanjang tahun, atau dalam waktu yang panjang dalam
setahun (beberapa bulan) tergenang dangkal, selalu jenuh air, atau mempunyai
air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian,
lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds,
sedges, dan rushes), vegetasi semak maupun kayukayuan/hutan,
tanahnya jenuh air atau mempunyai permukaan air tanah dangkal, atau bahkan
tergenang dangkal.
·
Lahan rawa yang
berada di daratan dan menempati posisi peralihan antara sungai atau danau dan
tanah darat (uplands), ditemukan di depresi, dan cekungan-cekungan di
bagian terendah pelembahan sungai, di dataran banjir sungai-sungai besar, dan
di wilayah pinggiran danau. Mereka tersebar di dataran rendah, dataran
berketinggian sedang, dan dataran tinggi. Lahan rawa yang tersebar di dataran
berketinggian sedang dan dataran tinggi, umumnya sempit atau tidak luas, dan
terdapat setempat-setempat.
·
Lahan rawa yang
terdapat di dataran rendah, baik yang menempati dataran banjir sungai maupun
yang menempati wilayah dataran pantai, khususnya di sekitar muara sungai-sungai
besar dan pulau-pulau deltanya adalah yang dominan. Pada kedua wilayah terakhir
ini, karena posisinya bersambungan dengan laut terbuka, pengaruh pasang surut
dari laut sangat dominan. Di bagian muara sungai dekat laut, pengaruh pasang
surut sangat dominan, dan ke arah hulu atau daratan, pengaruhnya semakin
berkurang sejalan dengan semakin jauhnya jarak dari laut. Berdasarkan pengaruh
air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar (spring tides) di musim
hujan, bagian daerah aliran sungai di bagian bawah (down stream area)
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) zona. Klasifikasi zona-zona wilayah rawa ini
telah diuraikan oleh Widjaja-Adhi et al. (1992), dan agak mendetail oleh
Subagyo (1997). Ketiga zona wilayah rawa tersebut adalah:
Zona I : Wilayah rawa pasang surut air asin/payau
Zona II : Wilayah rawa pasang surut air tawar
Zona Ill : Wilayah rawa lebak (tadah hujan), atau
rawa non-pasang surut, (anonim, 2006. buku lahan rawa).
1.
Telaga
Telaga merupakan cekungan di daratan yang terisi
air. Dengan cirri-ciri :
1.
Vegetasi atau
tumbuhan almatik yang mengapung di atas permukaan air mampu menutupi seluruh
permukaan air (enceng gondok).
2.
Sumber airnya
berasal dari air hujan
A.
Potensi perairan darat (menyangkut kualitas
dan kuantitas )
1.
Air tanah
a) Sumber
air minum
b) Untuk
industri
c) Irigasi
2. Rawa
a) Sumber cadangan
air, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan
mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering;
b) Mencegah terjadinya
banjir;
c) Mencegah intrusi
air laut ke dalam air tanah dan sungai
d) Sumber energi
e) Sumber makanan
nabati maupun hewani
No comments:
Post a Comment