Tuesday 10 May 2016

Perairan Darat dan Potensinya

A. Jenis-Jenis Perairan Darat
1.   Air tanah
a.   Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tertampung pada lapisan kedap air.

b.   Macam Air Tanah
1)   Air tanah berdasarkan keterdapatannya
a)   Air Tanah Dangkal (Phreatis Water)
     Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air tidak jauh dari permukaan tanah.
     Air freatis sangat dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya.Pada musim kemarau jumlah air freatis berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
b)  Air Tanah Dalam (Artesian Water)
Air Artesis adalah air tanah yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air (lapisan akuifer).
(a)         Lapisan Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung air dan secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain yang digunakan adalah reservoir air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1995) dicek kembali SUHARYADI, ASDAK menyatakan bahwa akuifer berasal dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre yang berarti membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air.
Lapisan tersebut banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut mata air artesis.Air artesis dapat dapat diperoleh melalui pengeboran.Sumur pengeborannya disebut sumur artesis.



(b) Macam akuifer
Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam - macam akuifer berdasarkan bahan penyusunnya / struktur batuannya sebagai berikut:
a)   Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer)
yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada akuifer ini disebut dengan water table (preatik level), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b)   Akuifer Tertekan (Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
Berdasarkan permeabelitas tanah :
a)      Akuifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer)
yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
b)      Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer)
yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan.
a)      Air tanah Vados (Meteoric water)
Air tanah yang berasal dari air hujan dan terdapat pada lapisan tanah yang tak jenuh yang tersimpan dibatuan sedimen.
b)     Air tanah Juvenil (Air Magma)
Air tanah yang berasal dari air yang naik dari magma
c)      Air Tanah Fosil (Fossil water)
Air tanah yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan endapan sejak pengendapan itu terjadi termasuk juga air yang terperangkap pada rongga-rongga batuan beku leleran (lelehan) sewaktu magma tersembur kepermukaan bumi
d)     Air Pelikular/Ari (Pellicular Water)
Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah 

c.      Faktor yang Berpengaruh Terhadap Air Tanah
1)      Bahwa daerah yang berlereng curam akan mempengaruhi muka air tanah setempat
2)      Lereng yang landai akan mempunyai kedudukan muka airtanah dangkal
3)      Daerah yang bergelombang menyebabkan muka airtanah akan menyesuaikan dengan gelombangnya
4)      Daerah lembah dan cekungan merupakan daerah pengumpul air
1.      Rawa
a.   Pengertian
Rawa adalah lahan di dataran rendah pada cekungan relative dangkal yang tergenang air karena lapisan batuan di bawahnya merupakan batuan yang Impermiable.Hal ini terjadi secara ilmiah dan terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis.Dengan sumber air dari air hujan, air laut dan atau berhubungan atau tidak berhubungan dengan sungai.
b.   Jenis - Jenis Rawa
1)      Rawa berdasarkan sifat airnya
a)      Rawa air tawar
b)      Rawa air payau
c)      Rawa air Asin
2)      Rawa berdasarkan keadaan airnya
a)      Rawa yang airnya selalu tergenang
Tidak dapatdimanfaatkan sebagai lahan pertanian, karena tertutup tanah gambut yang tebal, sulit terdapat bentuk kehidupan binatang karena airnya sangat asam dengan warna air kemerah-merahan.
b)      Rawa yang airnya tidak selalu tergenang
Adalah rawa yang menampung air tawar dilimpahkan air sungai pada saat air laut pasang dan airnya  relatif mengering pada saat air laut surut.
3)      Rawa berdasarkan keadaan airnya
a)      Rawa pantai
Rawa ini slalu dipengaruhi oleh pasang-surut air laut
b)      Rawa pinggiran
Terdapat disepanjang aliran sungai, terjadi akibat  sering meluapnya air sungai tersebut.
c)      Rawa abadi
Rawa yang airnya terjebak dalam sebuah cekungan dan tidak memiliki pelepasan ke laut. Air rawa ini asam dan berwarna kemerah-merahan.
c.    Lahan Rawa
Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang  dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal. Dalam pustaka, lahan rawa sering disebut dengan berbagai istilah, seperti “swamp”, “marsh”, “bog” dan “fen”, masing-masing mempunyai arti yang berbeda.
Lahan rawa merupakan lahan basah, atau “wetland”, yang menurut definisi Ramsar Convention mencakup wilayah “marsh”, “fen”, lahan gambut (peatland), atau air, baik terbentuk secara alami atau buatan, dengan air yang tidak bergerak (static) atau mengalir, baik air tawar, payau, maupun air asin, termasuk juga wilayah laut yang kedalaman airnya, pada keadaan surut terendah tidak melebihi enam meter (Wibowo dan Suyatno, 1997).
Lahan rawa merupakan lahan yang menempati posisi peralihan di antara daratan dan laut, atau di daratan sendiri, antara wilayah lahan kering (uplands) dan sungai/danau.Karena menempati posisi peralihan antara system perairan dan daratan, maka lahan ini sepanjang tahun, atau dalam waktu yang panjang dalam setahun (beberapa bulan) tergenang dangkal, selalu jenuh air, atau mempunyai air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian, lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air, baik sejenis rumputan (reeds, sedges, dan rushes), vegetasi semak maupun kayukayuan/hutan, tanahnya jenuh air atau mempunyai permukaan air tanah dangkal, atau bahkan tergenang dangkal.

·         Lahan rawa yang berada di daratan dan menempati posisi peralihan antara sungai atau danau dan tanah darat (uplands), ditemukan di depresi, dan cekungan-cekungan di bagian terendah pelembahan sungai, di dataran banjir sungai-sungai besar, dan di wilayah pinggiran danau. Mereka tersebar di dataran rendah, dataran berketinggian sedang, dan dataran tinggi. Lahan rawa yang tersebar di dataran berketinggian sedang dan dataran tinggi, umumnya sempit atau tidak luas, dan terdapat setempat-setempat.
·         Lahan rawa yang terdapat di dataran rendah, baik yang menempati dataran banjir sungai maupun yang menempati wilayah dataran pantai, khususnya di sekitar muara sungai-sungai besar dan pulau-pulau deltanya adalah yang dominan. Pada kedua wilayah terakhir ini, karena posisinya bersambungan dengan laut terbuka, pengaruh pasang surut dari laut sangat dominan. Di bagian muara sungai dekat laut, pengaruh pasang surut sangat dominan, dan ke arah hulu atau daratan, pengaruhnya semakin berkurang sejalan dengan semakin jauhnya jarak dari laut. Berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar (spring tides) di musim hujan, bagian daerah aliran sungai di bagian bawah (down stream area) dapat dibagi menjadi 3 (tiga) zona. Klasifikasi zona-zona wilayah rawa ini telah diuraikan oleh Widjaja-Adhi et al. (1992), dan agak mendetail oleh Subagyo (1997). Ketiga zona wilayah rawa tersebut adalah:
Zona I      : Wilayah rawa pasang surut air asin/payau
Zona II    : Wilayah rawa pasang surut air tawar
Zona Ill    : Wilayah rawa lebak (tadah hujan), atau rawa non-pasang surut,  (anonim, 2006. buku lahan rawa).
1.   Telaga
Telaga merupakan cekungan di daratan yang terisi air. Dengan cirri-ciri :
1.      Vegetasi atau tumbuhan almatik yang mengapung di atas permukaan air mampu menutupi seluruh permukaan air (enceng gondok).
2.      Sumber airnya berasal dari air hujan
A.    Potensi perairan darat (menyangkut kualitas dan kuantitas )
1.   Air tanah
a)      Sumber air minum
b)      Untuk industri
c)      Irigasi
2.   Rawa
a)    Sumber cadangan air, dapat menyerap dan menyimpan kelebihan air dari daerah sekitarnya dan akan mengeluarkan cadangan air tersebut pada saat daerah sekitarnya kering;
b)      Mencegah terjadinya banjir;
c)      Mencegah intrusi air laut ke dalam air tanah dan sungai
d)     Sumber energi
e)      Sumber makanan nabati maupun hewani

No comments:

Post a Comment

Post Terbaru

Kumpulan Soal OSP Geografi

Semangat berprestasi menjadikan generasi muda Indonesia menjadi generasi yang memiliki daya saing. Untuk menularkan semangat tersebut, kali ...

Postingan Populer